PeranGuru Bk dalam Membantu Pengembangan Kepribadian Siswa. Kak 'Aisy yang saya hormati, Saya seorang guru materi umum di suatu sekolah SMA Muhammadiyah di kota kabupaten tempat saya tinggal. Pada tahun ajaran 2017 ini saya diberi tugas tambahan sebagai Guru BK, untuk membantu Guru BK yang sudah ada. Selama ini saya memperhatikan bahwa para JAWABANUAS FILSAFAT MUHAMMADIYAH Soal No. 1. Dalam "Kepribadian Muhammadiyah" ada pertanyaan tentang apa itu Muhammadiyah? a. Mengapa muncul pertanyaan tersebut? Jelaskan latar belakang sejarah lahirnya Kepribadian Muhammadiyah! b. Apa yang dimaksud Muhammadiyah itu sendiri? Jelaskan secara etimologis dan terminologis! Jawab : BacaLainnya : Kepribadian Adalah. Untuk mewujudkannya, menurut K.H. Ahmad Dahlan pendidikan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: Pendidikan moral, akhlak, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan karakter manusia yang baik, berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Pendidikan Individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran individu yang utuh Mungkin sejumlah pertanyaan tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi teman-teman semuanya yang hendak mengikuti tes psikotes di rumah sakit. 1. Silakan anda ceritakan sesuatu hal tentang diri anda. Pertanyaan tersebut memang kali terdengar sebagai sebuah pertanyaan yang sederhana. Beritapertanyaan tentang matan kepribadian muhammadiyah terbaru hari ini. Lihat informasi seputar Delinewstv terupdate yang telah kami kurasi untuk anda. 0. Nasional; Pertanyaan Seputar Kepribadian Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah adalah salah satu doktrin ideologis Muhammadiyah. Dandi Muktamar ke-35itulah Kepribadian Muhammadiyah disahkan setelahmengalami usul-usul penyempurnaan. Dengan demikianmaka rumusan Kepribadian Muhammadiyah ini adalahmerupakan hasil yang telah disempurnakan dalam Muktamarke-35 setengah abad -pada tahun 1962, akhir periodepimpinan HM. Yunus Anis. APAKAH KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH ITU . Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang perseorangan dan masyarakat . Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan tajdid, yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun da’wah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata. Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah “Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. DASAR DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada manusia ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi. PEDOMAN AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah”. SIFAT MUHAMMADIYAH Menilik a Apakah Muhammadiyah itu, b Dasar amal usaha Muhammadiyah dan c Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kawan dan mengamalkan ukhuwah dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran keagamaan dan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana. Keputusan Muktamar ke 35 Hits 20858 Soal Materi Sejarah Perkembangan Muhammadiyah. Berikut ini adalah contoh soal materi sejarah perkembangan Muhammadiyah dan jawaban atau pembahasannya. Selamat membaca dan mempelajarinya, semoga bermanfaat. Jangan lupa berbagi yaaa... Bagikan lewat tombol share media sosial di bawah contoh soal ini, dengan klik berbagi lewat facebook, twitter, whatsapp, dll. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat! 1. Jelaskan kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, dan keagamaan bangsa Indonesia sebelum berdirinya Muhammadiyah! Jawaban Ada lima gambaran keadaan bangsa Indonesia sebelum dan pada saat periode awal Muhammadiyah berdiri a. Kehidupan keberagamaan memprihatinkan, dalam kepercayaan tercampur khurafat, bid’ah dan Taqlid. b. Pendidikan terbelakang, anak yang sekolah hanya anak bangsawan dan orang berpangkat. c. Anak-anak muda kurang mendapat perhatian. d. Perekonomian lemah, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang terjajah. e. Kegiatan Nasranisasi sangat menonjol, dakwah sangat lemah, umat Islam menjadi umat kelas bawah. 2. Jelaskan pengertian syirik, tahayul, bid'ah, dan khurafat! Jawaban- Syirik adalah menyekutukan allah "dengan sesuatu". Maksudnya adalah selain menyembah kepada allah, ada pula hal lain yang kita sembah. Misalnya,menyembah batu yang kita anggap keramat/menyembah sesuatu yang lain, yang menurut keyakinan benda itu bisa membantu dalam menyelesaikan masalah. - Takhayul adalah mempercayai adanya khayalan datangnya bala atau musibah yang dibawa oleh makhluk allah,seperti,burung hantu,kucing,dan ular. Selain itu juga kepercayaan pada sesuatu yang dianggap keramat, seperti kuburan, atau senjata-senjata yang dianggap ampuh. - Bid'ah ialah melakukan ibadah yang tidak pernah diajarkan dan tidak pernah diamalkan oleh rasulullah atau oleh para sahabatnya. Dalam tradisi jawa, perbuatan bid'ah ini juga dapat dijumpai dalam upacara mitoni/tingkep,yaitu selamatan bagi orang yang sedang hamil dalam usia 7 bulan. - Khurafat adalah mempercayai kisah-kisah yang batil,seperti kisah nyai roro kidul yang katanya dapat membuat manfaat dan madharat sehingga harus diberi sesaji. Padahal,laut adalah makhluk allah yang tidak dapat membuat manfaat dan madharat. Selain itu juga percaya kekuatan ghaib yang menunggu sungai dan tempat-tempat angker lainnya, atau percaya terhadap kekuatan yang memancar dari kubur seseorang yang dianggap keramat dan percaya pada hari naas, bulan naas, dan tahun naas. 3. Jelaskan secara singkat profil KH. Ahmad Dahlan! Jawaban Profil singkat KH. Ahmad Dahlan Kiai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 – meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Muhammadiyah. Dia adalah putra keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga Abu Bakar. 4. Jelaskan hubungan antara KH. Ahmad Dahlan dengan Maulana Malik Ibrahim! Jawaban Ahmad Dahlan yang mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 Hijriah yang bertepatan dengan 18 November 1912 di Yogyakarta adalah keturunan Syaikh Maulana Malik Ibrahim. Ayahanda beliau adalah seorang alim yang bernama Kyai Haji Abu Bakar bin Kyai Haji Sulaiman, pejabat khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Ibunda beliau adalah putri Haji Ibrahim bin Kyai Haji Hasan, pejabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Beliau dilahirkan dengan nama kecil Muhammad Darwis, di kampung Kauman Yogyakarta pada tahun 1285 Hijriyah bertepatan dengan tahu 1868 masehi. Seorang sejarawan, Solichin Salam, dalam bukunya yang berjudul Riwayat KH. Ahmad Dahlan, mengutip pendapat buku silsilah Eyang Abdul Rahman, Ploso Kuning menyebutkan garis keturunan K. H. Ahmad Dahlan sebagai berikut Muhammad Darwis Ahmad Dahlan bin Kyai Haji Abu bakar Bin Kyai Haji Muhammad Sulaiman Bin Kyai Murtadho bin Kyai Ilyas bin Demang Jurang Juru Kapindo bin Demag Jurang Juru Sepisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig Jatinom Klaten bin Maulana Ainul Yakin bin Maulana Ishak bin Maulana malik Ibrahim 5. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah! Jawaban Latar belakang berdirinya Muhammadiyah secara garis besar dibedakan menjadi 2 faktor, yaitu 1. Faktor Subyektif Sebagai faktor utama dan penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah. Ahmad Dahlan ketika menatap surat Ali Imran [3] ayat 104 yang artinya “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. Memahami seruan ayat di atas Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk membangun sebuah persyarikatan yang teratur dan rapi yang melaksanakan misi dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar di tengah masyarakat luas. 2. Faktor Obyektif Ada 2 faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah. Pertama, faktor internal yaitu faktor-faktor penyebab yang muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat Islam Indonesia. Kedua, faktor eksternal yaitu faktor-faktor penyebab yang ada di luar tubuh masyarakat Indonesia. Adapun uraiannya sebagai berikut a. Faktor Obyektif yang bersifat Internal 1 Ketidakmurian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al Quran dan As Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat Islam Indonesia. 2 Lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap mengemban misi selaku khalifah Allah di atas Bumi. b. Faktor Obyektif yang bersifat Eksternal 1 Semakin meningkatnya Gerakan Kristenisasi di tengah-tengah masyarakat Indonesia. 2 Penetrasi bangsa-bangsa Eropa, terutama bangsa Belanda ke Indonesia. 3 Pengaruh dari Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam. 6. Sebutkan dan tuliskan ayat Al-Quran yang menjadi inspirasi KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah! Jawaban Ayat Al-Quran yang menjadi inspirasi KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah adalah surat Ali Imran [3] ayat 104 yang berbunyi وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ Artinya “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” 7. Jelaskan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh KH. Ahmad Dahlan dan para sahabatnya dalam mendirikan Muhammadiyah! Jawaban Tantangannya banyak. Coba pikirkan kemudian diskusikan dengan teman-teman dan gurumu! 8. Jelaskan secara singkat, bagaimana langkah-langkah KH. Ahmad Dahlan pada saat periode awal didirikannya Muhammadiyah! Jawaban Usaha-Usaha Ahmad Dahlan pada saat periode awal didirikannya Muhammadiyah a. Peningkatan kualitas keislaman bangsa Indonesia. b. Peningkatan pendidikan dengan mendirikan macam-macam sekolah. c. Peningkatan martabat wanita. d. Persatuan umat Islam Indonesia dengan mengadakan silaturrahim dengan para pemimpin Islam. e. Membentuk organisasi Muhammadiyah. f. Mendirikan kepanduan Hizbul wathan. g. Menerbitkan majalah Suara Muhammadiyah. h. Menggerakan tabligh Islam. i. Membantu fakir miskin dengan memelihara dan menyantuni. j. Menganjurkan hidup sederhana, terutama dalam pesta perkawinan walimatul ursy. 9. Sebutkan bentuk-bentuk perhatian KH. Ahmad Dahlan terhadap generasi muda Muhammadiyah! Jawaban Contohnya misal dengan mengadakan pengajian pemuda, mendirikan sekolah madrasah Muallimin dan Muallimat 10. Sebagai pelajar Muhammadiyah, sebutkan tiga saja upaya yang bisa kita lakukan untuk melangsungkan Amal Usaha Muhammadiyah AUM! Jawaban Hayooo..apa coba! Fikirkan yaaa! 60% found this document useful 5 votes42K views5 pagesDescriptiontanya jawab kemuhammadiyahanOriginal Titletanya jawab kemuhammadiyahanCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?60% found this document useful 5 votes42K views5 pagesTanya Jawab KemuhammadiyahanOriginal Titletanya jawab kemuhammadiyahanJump to Page You are on page 1of 5 1 1. Jelaskan arti muhammadiyah secara estimologis? Jawaban Muhammadiyah berasal dari kata bahasa arab “Muhammad” yaitu nama Nabi dan Rasul Allah yang terakhir. Kemudian mendapatkan “ya’nisbiyah” yang artinya menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti umat “Muhammad SAW” atau “Pengikut Muhammad SAW”, iatu semua orang Islam mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir. 2. Jelaskan arti muhammadiyah secara terminologis? Jawaban Muhammadiyah ialah gerakan Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al- Qur’an dan sunnah. 3. Siapa pendiri Muhammadiyah? Jawaban Muhammadiyah didirikan oleh Ahmad Dahlan atau dulu dikenal dengan Muhammad Darwis. 4. Kapan Muhammadiyah didirikan dan dimana? Jawaban Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijiriyah atau 18 November 1912. 5. Jelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya muhammadiyah? Jawaban berdasarkan hal-hal yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah, terdapat dua faktor yang melatarbelakangi, yakni faktor subyektif dan faktor obyektif. Faktor subyektif yang sangat kuat, bahkan dapat dikatakan faktor utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil pendalaman Ahmad Dahlan terhadap Al- Qur’an baik dalam gemar membaca maupun menelaah, membahas, dan mengkaji kansungan isinya. Kemduain terdapat faktor objektif, yang sebagian dapat dikelompokkan dalam faktor internal, yaitu faktor-faktor penyebab yang muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat Islam di Indonesia, dan sebagianna dapat dimasukkan kedalam faktor eksternal, yaitu faktor-faktor penyebab ada diluar tubuh masyarkat Islam Indonesia. 6. Apa yang mendasari KH. Ahmad Dahlan secara subyektif dalam mendirikan Muhammadiyah? Jawaban hal yang mendasari Ahmad Dahlan dalam mendasari berdirinya Muhammadiyah secara subyektif yakni bentuk Ahmad Dahlan dalam melaksanakan firman Allah pada surat An- Nisa’ ayat 82 dan Muhammad ayat 24, kemudian keinginan ini semakin kuat ketika ia menatap surat Ali Imran ayat 104 ۚ ِر ْُْا ِ ع نْ ْ ي و ِفوُرْ ْِب نوُرُْ ي و ِرْ خْا ى ِ نُعْد ي ةّُأ ْمُْِ ْُ تْ و نُحِْُْا ُمُه كِئَ وُأ و “ Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” 2 7. Sebutkan faktor-faktor obyektif yang bersifat internal dalam berdirinya muhammadiyah? Jawaban berikut merupakan faktor-faktor objektif yang berasal dari Internal yaitu; a Ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al- Qur’an dan As -Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat-Islam Indonesia, b Lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap mengemban misi selaku “khalifah Allah diatas bumi”, 8. Sebutkan faktor-faktor obyektif yang bersifat eskternal dalam berdirinya muhammadiyah? Jawaban a Semakin meningkatnya gerakan kristenisasi ditengah-tengah masyarakat Indonesia b Penetrasi bangsa-bangsa Eropa, terutama bangsa Belanda ke Indonesia c Pengaruh gerakan pembaharuan dalam dunia Islam 9. Berdasarkan faktor-faktor yang ada atas berdirinya Muhammadiyah, sebutkan faktor-faktor lain yang diungkapkan oleh Prof. Mukti Ali dalam bukunya "Interpretasi Amalan Muhammadiyah"? Jawaban a Ketidakbersihan dan campur-aduknya kehidupan agama Islam di Indonesia b Ketidakefisiennnya lembaga-lembaga pendidikan agama Islam c Aktivitas misi-misi Katholik dan Protestan; dan d Sikap acuh tak acuh, malah kadang-kadang sikap merendahkan dari golongan intelegnesia terhadap Islam 10. Jelaskan maksud dan tujuan dari terbentuknya Muhammadiyah? Jawaban a Menegakkan, membuat dan mengupayakan agar tegak dan tidak roboh b Menjunjung tinggi, membawa atau menjunjung diatas segala-galanya c Agama Islam, Agama Allah yang diwahyukan lepada para Rasul-Nya dari Nabi Adam, Musa, Ibrahim, hingga Nambi Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat d Terwujud, menjasi satu kenyataan akan adanya e Masyarakat utama, masyarakat yang sennatiasa mengejar keuatamaan dan kemashlahatan untuk kepentingan hidup umat f Adil dan makmur, suatu kondisi masyarakat 11. Sebutkan amalan-amalan Usaha Muhammadiyah dan berikan penjelasan dari masing-masing amalan usaha.? Jawaban a Bidang Keagamaan Majlis Tarjih – 1927 b Bidang Pendidikan c Bidang Kemasyarakatan d Bidang politik kenegaraan 12. Jelaskan periodisasi kepemimpinan muhammadiyah? Jawaban 3 a KH. Ahmad Dahlan 1912-1923 b KH. Ibrahim 1923-1932 c KH. Hisyam 1932-1936 d KH. Mas Mansyur 1936-1942 e Ki Bagus Hadikusumo 1942-1953 f Sutan Mansyur 1952-1959 g Yunus Anis 1959-1968 h KH. Ahmad Badawi 1962-1968 i KH. Fakih Usman/ Fakhrudin 1968-1971 j Abdul Razak Fakhruddin 1971-1990 k KH. Azhar Basyir 1990-1995 l Prof. Amien Rais/ Syafii Ma’arif 1995 -2000 13. Sebutkan 3 ciri-ciri dari perjuangan Muhammadiyah dan jelaskan dari masing-masing ciri tersebut? Jawaban a Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami dan dimotivasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al- Qur’an, serta merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kehidupan yang riil dan konkrit. b Muhammadiyah sebagai gerakan Dakwah Islam Amar Makruf Nahi Munkar, Muhammadiyah ebagai pergerakan dakwah yang menekankan pengajaran serta pendalaman nilai-nilai Islam dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap penetrasi misi Kristen di Indonesia. c Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid Reformasi, makna tajdid dari segi bahasa berarti pembaharuan, dan dari segi istilah tajdid memiliki dua arti, yakni pemurnian dan peningkatan/pengembangan/modernisasi. Muhammadiyah sebagai gerakan puritan yang menjadik an fokus utama “Pemurnian atau pembersihan ajaran -ajaran Islam dari sinkritisme dan belenggu formalisme. Sementara Ahmad Siddiq, seorang tokoh ulama Nahdliyin dari malang menjelaskan bahwa makna dari tajdid dalam arti pemurnian menyasar pada tiga dasar, yaitu 1 I’adah atau pemulihan, yaitu mebersihkan ajaran Islam yang tidak murni lagi 2 Ibanah atau memisahkan, yaitu memisah-misahkan secara cermat oleh ahlinya, mana yang sunnah dan mana pula yang bid’ah 3 Ihya’ atau menghidup -hidupkan, yaitu menghidupkan ajaran-ajaran Islam yang belum terlaksana atau yang terbengkalai. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Hallo selamat pagi , udah lama gak ngeblog lagi ini , hehe sebenarnya sih ini tugas dari dosen biar makalah yang kita buat gak sia-sia dan hanya jadi hiasan doank, maka disuruh share-lah ke blog sendiri , ya buat bermanfaat bagi yang membaca nya dan juga bisa buat referensi teman-teman. Pasti banyak dari kalian yang belum mengerti betul apa sih muhammadiyah itu?? banyak yang penasaran dan juga bingung untuk orang awam, sebenarnya saya juga termasuk kedalam orang awam itu pertamanya,hehe tapi sejak masuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang, banyak di ajarkan dan di tanamkan nilai-nilai kemuhammadiyahan pada diri saya, mulai dari aqidah, akhlak sampe semua deh.. lw mau bisa langsung search di om google ya ringkasan / sejarah muhammadiyah secara rinci. oh iya di post ku sebelumnya ada alasan-alasan mengambil study di muhammadiyah malang mohon di baca ya teman” promosi kok jadi arah pembicaraannya makin gak jelas ya, oke deh sekarang lanjut ke pokok materi kita pada kali ini saya dan teman yg buat makalah ini mau membagi makalah tentang KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH ini masuk ke bab IV di buku al-islam dan kemuhammadiyahan III, silahkan beli di UMM Store ya atau di masjid Ar-Fachrudin.. ok friends silahkan di baca untuk menambah pengetahuan.. 😀 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… 1 DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 2 I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 3 LATAR BELAKANG ……………………………………………………………3 B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………. …5 II. PEMBAHASAN MATERI. Fungsi kepribadian Muhammadiyah …………………………….6 Isi Kepribadian Muhammadiyah ……………………………………..6 Penjelasan Kepribadian Muhammadiyah …………………………….9 Kepada siapa Kepribadian Muhammadiyah kita Pimpinkan/Berikan………17 Cara Memberikan atau Menentukan ……………………………………………17 III. PENUTUP a.. KESIMPULAN …………………………………………………………………….19 SARAN …………………………………………………………………….19 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….20 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pendahuluan Tonggak berdirinya Muhammadiyah awalnya dimulai dari pembacaan kritis terhadap realitas di sekitar. Banyaknya ketidakadilan dan kebodohan serta pudarnya pemahaman terhadap Islam menggugah KH. Ahmad Dahlan untuk mengupayakan purifikasi dalam mempertahankan ortodoksi ajaran Islam dan berorientasi pada gerakan moral, dakwah, dan social. Hal ini ditunjukkan misi “amar ma’ruf nahi munkar” dan selalu berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Di wilayah sosial, Muhammadiyah telah banyak berperan dalam kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan. Terbukti dengan didirikannya Rumah Sakit, sedangkan dalam konteks pembangunan pendidikan bangsa, Muhammadiyah mampu menunjukkan komitmennya sejak awal melalui pendidikan. Gerakan pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah ialah wujud komitmen Muhammadiyah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan pencerahan mental kepada bangsa Indonesia. Secara leksikal, kepribadian’ berasal dari kata pribadi’ yang berarti manusia sebagai perseorangan. Kepribadian’ dengan imbuhan ke-an berarti sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa lain. Dengan demikian, yang dimaksud dengan Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakikat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Sejarah perumusan Kepribadian Muhammadiyah Kepribadian Muhammadiyah adalah sebuah rumusan yang menguraikan tentang jati diri, apa dan siapa Muhammadiyah. Kemudian dituangkan dalam bentuk teks yang dikenal sebagai Matan Kepribadian Muhammadiyah. Adapun sejarah pembentukannya dijabarkan sebagai berikut. Kepribadian Muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan resmi persyarikatan yang disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke-35 tahun 1962 di Jakarta, atau sering disebut dengan Muktamar setengah abad. Gagasan untuk merumuskan Kepribadian Muhammadiyah yaitu pada masa kepemimpinan Yunus Anis 1959-1960. Perumusan tersebut sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari keterkaitan dengan kondisi dan situasi Negara pada sekitar tahun 1962. Sebagaimana telah dimaklumi bersama bahwa sejak Dekrit 5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966 negara Indonesia memasuki jaman baru yang dikenal dengan jaman Demokrasi Terpimpin atau disebut juga jaman Nasakom. Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sejak Presiden Soekarno mendengungkan untuk menerapkan Demokrasi Terpimpin dalam sistem kenegaraan, partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia PSI yang paling lantang menentangnya. Keduanya menentang karena beralasan bahwa Demokrasi Terpimpin akan dijadikan alat oleh Soekarno untuk memusatkan kekuasaan di tangannya. Sikap kedua partai tersebut membuat Soekarno kecewa dan marah. Kemarahan Sokarno dimanfaatkan oleh PKI dengan membujuk Soekarno untuk membubarkan partai tersebut yang berujung dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden nomor 200 tahun 1960 yang intinya pemerintah membubarkan partai Masyumi secara menyeluruh. Masyumi adalah partai Islam yang lahir di Jogjakarta di Madrasah Mu’alimin Muhammadiyah, hasil dari kongres Umat Islam pada tanggal 7-8 November 1945. Masyumi dianggap sebagai satu-satunya partai politik bagi umat Islam. Andil Muhammadiyah dalam pendirian Masyumi cukup besar, di antara tokoh-tokoh Muhammadiyah yang memimpin Masyumi antara lain Ki Bagus Hadikusumo, KH. Fakih Usman, Prof. Kahar Muzakir, Prof. Hamka, HA. Malik Ahmad, dan sebagainya. Di tengah-tengah kegalauan setelah dibubarkannya Masyumi, pimpinan pusat Muhammadiyah menyelenggarakan kursus Pimpinan Pusat Muhammadiyah se-Indonesia yang berlangsung di Yogyakarta pada bulan Ramadhan 1381 H 1961 M. Di antara penceramah adalah KH. Fakih Usman. Beliau menyampaikan ceramahnya dengan judul “Apakah Muhammadiyah itu?”. Dalam makalahnya diuraikan dengan tepat tentang jati diri Muhammadiyah yang sebenarnya, menguraikan tentang hakikat apa dan siapa Muhammadiyah yang sesungguhnya. Respon atas ceramah KH. Fakih Usman tersebut, dibentuklah Tim Perumus “KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH” yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka, KH. Wardan Diponingrat, H. Djarnawi Hadikusuma, HM. Djindar Tamimy, HM. Saleh Ibrahim, serta KH. Fakih Usman selaku narasumber. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu Apa Muhammadiyah itu ? Apa Kepribadian Muhammadiyah itu? BAB II PEMBAHASAN MATERI Fungsi kepribadian Muhammadiyah Penyusunan rumusan Kepribadian Muhammadiyah memiliki tujuan dan fungsi sebagai landasan, pedoman, dan pegangan setiap gerak langkah Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sebagai landasan dan pedoman, maka Kepribadian Muhammadiyah memiliki fungsi lebih luas dalam setiap pribadi Muhammadiyah. Setiap amal dan aktivitas warga Muhammadiyah, baik secara individu maupun organisasi perlu didasarkan pada rumusan Kepribadian Muhammadiyah tersebut. Isi Kepribadian Muhammadiyah Matan atau teks Kepribadian Muhammadiyah dihasilkan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta atau yang dikenal dengan Muktamar setengah abad. Isi dari “Matan Kepribadian Muhammadiyah” ini harus diketahui dan dipahami oleh setiap anggota persyarikatan Muhammadiyah. Adapun isi lengkapnya sebagai berikut Matan teks Kepribadian Muhammadiyah Apakah Muhammadiyah Itu ? Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan merupakan “Gerakan Islam”. Maksudnya dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua hal yaitu perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama atau perseorangan terbagi menjadi 2 yaitu Kepada yang telah Islam bersifat Tajdid Pembaruan. Artinya mengembalikan kepada ajaran Islam yang murni. Kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT dimana kesejahteraan, kebaikan, dan kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip dalam muqadimah anggaran dasarnya, yaitu Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah SWT. Hidup manusia harus bermanfaat. Mematuhi ajaran-ajaran agama islam. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat. Ittiba’ kepada langkah perjuangan langkah nabi Muhammad SAW. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah Dengan memperhatikan dasar prinsip diatas, maka Muhammadiyah berpedoman “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah SWT”. Artinya, setiap usaha dan aktivitas dalam Muhammadiyah perlu didasarkan pada niat untuk beribadah kepada Allah SWT. Kemudian niat itu dikuatkan dengan merujuk kepada ajaran Allah agar setiap usaha yang dilakukan mendapatkan ridho Allah SWT. Sifat Muhammadiyah Muhammadiyah memiliki sifat-sifat yang merupakan nilai-nilai dasar untuk melakukan gerakan. Untuk itu, setiap warga Muhammadiyah wajib memelihara sifat-sifatnya sebagaimana hasil Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta tahun 1962. Adapun sifat-sifat Muhammadiyah sebagai berikut Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan. Mengingahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar Negara yang sah. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam. Kerjasama dengan golongan agama Islam manapun dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain, sebagai pemelihara dan membangun Negara. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana. Penjelasan Kepribadian Muhammadiyah Apakah Muhammadiyah Itu ? Pokok pembahasan pertama yang ditegaskan dalam kepribadian Muhammadiyah adalah berupa pertanyaan “Apakah Muhammadiyah Itu ?”. Pertanyaan itu sesungguhnya untuk mengungkapkan tentang hakikat apa dan siapa Muhammadiyah itu, atau mengungkapkan tentang jati diri Muhammadiyah yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu, pertanyaan apakah Muhammadiyah itu dapat diganti dengan “Hakikat Muhammadiyah” Hakikat kepribadian Muhammadiyah Hakikat kepribadian Muhammadiyah adalah wajah dan wijhahnya persyarikatan Muhammadiyah. Wajah tersebut mencerminkan 3 predikat yang melekat kuat sebagai asy-syaksiyah atau jati dirinya secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah, dan tajdid. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas aqidah perjuangan Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan dinul Islam sebagai subjek sumber nilai dan sumber objek sumber konsep perjuangannya. Sebagai sumber subjek ialah bahwa semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan oleh ruh Al-Islam. Sebagai sumber objek ialah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah dimaksudkan untuk “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah SWT”. Sebagai sumber nilai dan konsep dinul islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi “sibghah” yang mendasari, menjiwai, dan mewarnai gerakan Muhammadiyah. Tidak diragukan bahwa eksistensi dan esensi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, bukan gerakan social-kemasyarakatan semata. Gerakan kemasyarakatannya hanyalah bagian atau fungsi tranformasi dari gerakan Islam. Kondisi sosio-historis berdirinya Muhammadiyah tidak lain karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran al-Qur’an. Motif gerakannya tidak lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran islam dalam kehidupan nyata. Gerakannya hendak berusaha menampilkan wajah islam dalam dinamika hidup, yang dapat dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh manusia sebagai rahmatan lil alamin. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islam , amar makruf nahi munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tak terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh beberapa pihak yang menyatakan bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan dakwah yang menekankan pengajaran serta pendalaman nilai-nilai dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap penetrasi misi Kristen di Indonesia. Secara istilah terminologi berarti penyampaian Islam kepada manusia, baik secara lisan,tulisan ,ataupun lukisan. Sedangkan secara istilah, setidaknya ada beberapa batasan atau definisi sebagai berikut Segala Aktivitas dan usaha untuk mengubah satu situasi tertentu kearah lain yang lebih baik, sesuai dengan ajaran islam. Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf dan nahi munkar, dengan berbagai media dan cara yang baik dan membimbing mengamalkannya dalam perikehidupan perorangan , keluarga usrah, masyarakat dan bernegara. Mengajak dan menyeru manuasia atau masyarakat kepada ajaran islam, dengan memberikan pengertian dan kesadaran akan kebenaran ajaran-ajaran islam sehingga manusia atau masyarakat dapat menginsafi akan kebaikan, kelebihan , dan keutamaan islam bagi pembentukan pribadi yang utama, dan bagi mengatur ketertiban hidup bermasyarakat, dalam segala aspek kehidupan, seperti bidang iktiqad , ibadah, akhlak, kebudayaan , pendidikanm-pengajaran, ilmu pengetahuan, social, ekonomi, juga dalam bidang kenegaraan-politik dan sebagainya. Tujuan dakwah islamiyah secara proposional meliputi tiga sasaran , yaitu Agar umat manusia menyembah kepada Allah , tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan tidak akan menyembah tuhan selain Allah semata-mata. Agar umat manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya, memurniakan keyakinannya, hanya mengakui Allah sebagai tuhannya, membersihkan jiwanya dari penyakit nifaq kemunafikan dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya. Dakwah ditujukan untuk merubah system pemerintahan yang zalim ke pemerintahan islam. Objek yang dijadikan sasaran dakwah mad’u Muhammadiyah ada dua macam, yaitu Orang yang belum islam umat dakwah Dakwah kepada orang yang belum islam adalah ajakan, seruan , dan panggilan yang sifatnya menggembirakan dan menyenangkan tabsyir. Caranya adalah dengan tidak ada paksaan masuk itu sendiri. Orang yang sudah Islam umat ijabi Sifat dakwah yang dilakukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi bersifat ajakan untuk menerima islam sebagai agamanya, tetapi bersifat tajdid dalam arti pemurnian purifikasi dan dapat juga berarti pembaruan reformasi. Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai gerakan tajdid atau gerakan reformasi. Menurut paham Muhammadiyah, Tajdid mempunyai dua pengertian. Pertama, mengandung pengertian purifikasi dan reformasi ; yaitu, pembaruan dalam pemahaman dan pengalaman ajaran islam kearah keaslian dan kemurniaannya sesuai dengan al-Qur’an dan al-Sunnah al-Maqbulah. Dalam pengertian pertama ini diterapkan pada bidang akidah dan ibadah mahdah. Kedua, mengandung pengertian modernisasi atau dinamisasi pengembangan dalam pemahaman dan pengalaman ajaran islam sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan masyarakat. Pengertian kedua diterapkan pada masalah mu’amalah duniawiyah. Tajdid dalam pengertian ini sangat diperlukan, terutama setelah memasuki era globalisasi, karena pada era ini bangsa-bangsa di dunia mengalami hubungan antarbudaya yang sangat kompleks. Sebagai gerakan tajdid, Muhammadiyah telah melahirkan berbagai prestasi yang mengagumkan. Diantaranya adalah Membersihkan Islam dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan islam Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern Reformulasi ajaran Islam dan pendidikan Islam Mempertahankan islam dari pengaruh dan serangan orang diluar Islam. Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT di mana kemakmuran dan kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, persyarikatan Muhammadiyah mendasarkan segala langkah, gerak dan amal usaha diatas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah semata-mata Hidup Manusia Bermasyarakat Menegakkan ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam adalah satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat Ihsan dan Islah kepada kemanusiaan. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapa kita bertindak menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa bertindak sesuai dengan ajaran islam, asal dengan maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang-kadang sampai orang berpendapat bahwa tiada celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng dari hokum agama, asal hanya untuk siasat belaka. Dalam Muhammadiyah hal ini tidak boleh terjadi. Hukum dan ajaran agama islam wajib dipegang teguh dan di junjung tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik pula. Cita-cita yang diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang diridhoi Allah SWT. Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan semata-mata, tetapi disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa kemenangan ada di tangan Allah, dan tiu akan di anugerahkan kepada siapa yang bersungguh-sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur. Sifat Muhammadiyah a.“Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan”. Dengan sifat ini Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu dan itu pun harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh . “Memperbanyak kawan dari mengamalkan Ukhuwah Islamiyah”. Setiap warga Muhammadiyah- siapapun orangnya- termasuk para pemimpin dan da’inya harus memegang teguh sifat ini. Dalam Rangka untuk “memperbanyak kawan dan mengamalkan Ukhuwah Islamiyah”, Inilah pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah lainnya yang dilancarkan oleh dai-da’I Muhammadiyah memakai gaya “sejuk penuh senyum’ bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana ke mari. “Lapang Dada, Luas Pandang dengan Memegang Teguh Ajaran Islam” Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia. Namun dalam berlapang dada kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran islam. Dengan demikian, bebas tetapi tetap terkendali. Bersifat Keagamaan dan Kemasyarakatan”, Sifat ini merupakan sifat Muhammadiyah sejak lahir , yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah, karena Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan oleh Allah melalui para Nabi-Nya untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat. Masyarakat “lahan” bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah. “Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang serta dan falsafah Negara yang sah” Muhammadiyah sebagai satu organisasi mempunyai sejumlah anggota. ”Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik” Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma’ruf dan bernahi munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Tanda adanya amar ma’ruf dan nahi munkar kebaikan tidak akan dapat ditegakkan, dan kejahatan tidak akan diberantas. “Aktif dalam Perkembangan Masyarakat dengan maksud Ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam” kapan pun dan dimanapun Muhammadiyah memang harus selalu aktif dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan peran dan ketinggalan sejarah, Muhammadiyah adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam. “Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Ajaran Islam serta membela kepentingannya” Menyiarkan Islam, mengamalkan dan mengamalkan dan membela kepentingan islam, bukan hanya tugas Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat islam. Tanpa Kerjasama ini, tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini. “Membantu Pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam memelihara Negara dan membangunnya, untuk mencapai Masyarakat yang adil dan Makmur yang Diridhoi” . Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua unsure pemilik Negara, untuk membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur yg di ridhoi Allah. “Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar, dengan bijaksana” dengan sifat tersebut , Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya, dan ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai dirinya sendiri. Jadi Muhammdiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi pada diri sendiri dan keluar ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus dengan adil dan bijaksana. Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah kita Pimpinkan/ Berikan Seperti telah kita uraikan diatas, bahwa kepribadian Muhammadiyah ini pada dasarnya adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita , agar mereka itu tahu tugas kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal-usahanya , juga tahu sifat-sifat atau bentuk/ irama bagaimana mereka bertindak /bersikap pada saat melaksanakan kewajibannya. Cara Memberikan atau Menentukan Tidak ada cara lain dalam memberikan atau menentukan Kepribadian Muhammadiyah ini, Kecuali harus dengan teori dan praktik penanaman, pengertian dan pelaksanaan. Penandaan atau pendalaman pengertian tentang da’wah dan bertabligh. Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah. Tidak merasa rendah diri dalam menjalankan da’wah , namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam lapangan lainya politik, ekonomi, seni-budaya, dan lain-lain Keadaan mereka –pra warga –hendaklah ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu, bukan dengan hanya sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan, misalnya dengan perjanjian dengan bai’at dan lain-lain. Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya mengevaluasi tugas-tugas itu. Sesuai dengan suasana sekarang , perlu pula dilakukan dengan formalitas yang menarik, yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan bantuan logistik. Pimpinan Cabang, Ranting Bersama-sama dengan aggota-anggotanya memusyawarahkan sasaran-sasaran yang di tuju, bahan-bahan yang perlu di bawakan dan membagi petugas-petugas sesuai dengan kemampuan dan sasarannya. Pada Musyawarah yang melakukan evaluasi , sekaligus dapat di tambahkan bahan-bahan atau bekal yang di perlukan, yang akan di bagikan kepada warga selaku muballigh dan muballighot. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Muhammadiyah hadir dengan kepribadiannya yaitu gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan gerakan tajdid. Inilah yang menjadi kepribadian Muhammadiyah. Dengan melaksanakan Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, yaitu “Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah” SARAN Setelah membaca makalah karya tulis ilmiah ini diharapkan para pembaca agar dapat memahami bagaimana Kepribadian Muhammadiyah itu. Selain itu diharapkan pembaca dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam makalah ini dalam penulisan karya ilmiah ataupun sejenisnya. DAFTAR PUSTAKA Tim Dosen Agama Islam FAI UMM . editor syaiful amin .2012. Al Islam Kemuhammadiyahann III . Edisi Revisi. Malang UMM Press penyusun by Kelompok IV – Fariez me , Nur Sahih Mahir, dan Ilham Setya Irawan. Pandangan keagamaan mempengaruhi sikap dan tindakan individu atau kelompok organisasi. Maka mendudukkan paham keagamaan secara tepat dan membawa kemajuan bagi individu maupun organisasi sangat penting. Pandangan merupakan cerminan pemikiran. Proses berfikir dengan merekonstruksi pengetahuan-pengetahuan menjadi pemahaman. Pemahaman itu kemudian menjadi sebuah pandangan dan arah untuk bersikap, bertutur kata dan bertindak. Pandangan dapat diartikan sebagai keutuhan pengetahuan-pengetahuan yang diyakini sebagai kebenaran. Pandangan keagamaan berarti pemahaman yang menyeluruh tentang agama yang diyakini sebagai suatu hal yang benar. Jika suatu alam dipandang sesuatu yang indah, bersih dan menyejukkan, maka pandangan kita itu akan tercermin dalam tindakan. Jika kita memandang alam demikian, tentu sikap kita akan menjaga kebersihan, merawat alam, tidak merusak dan mengotori alam. Namun sebaliknya jika kita abai terhadap alam, maka sikap kita juga akan mencerminkan tindakkan yang mengarah pada kerusakan alam. Begitu juga dengan pandangan keagamaan. Pandangam keagamaan suatu kelompok misalnya dalam memahami agama Islam. Seseorang atau kelompok yang memiliki pandangan terkait Islam, sebagai agama yang membolehkan menggunakan kekerasan’ dalam melawan sesuatu yang dianggap menyimpang misalnya, tentu tindakan kekerasan menjadi bentuk perbuatan. Begitu juga sebaliknya, yang meyakini bahwa benang merah Islam sebagai agama yang Rahmah, maka tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok mengarah pada cara-cara yang baik. Jika ada kelompok umat Islam yang mengedepankan aspek simbolis berupa cara berpakaian, memanjangkan jenggot dan makan tiga jari misalnya, itu tidak lain berasal dari cara pandang agama yang mereka yakni “mengikuti sunah Rasulullah.” Cara pandangan keagamaan ini cenderung pada kebutuhan individu, berpusat pada perubahan identitas individu. Begitu juga ada kelompok yang mengedepankan substansi gerakan melalui amal saleh, itu juga tidak terlepas dari pandangan agama yang diyakini. Berdasarkan cara pandang di atas, ada yang memahami agama hanya untuk urusan pribadi sebut saja kasalehan individu simbolis. Ada pula yang memahami agama untuk membangun peradaban sebut saja kesalehan sosial. Namun, ada pula yang memahami agama sebagai urusan pribadi dan peradaban saleh individu iya, sosial juga. Prof Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah pada berbagai kesempatan selalu menyinggung pandangan keagamaan. Hendaklah gerakan Muhammadiyah tidak berkutat pada persoalan yang kecil-kecil, yang remeh temeh, sebab itu sudah selesai untuk Muhammadiyah. Biarlah Muhammadiyah bergerak memikirkan sesuatu yang besar dan bermanfaat bagi semuanya, tidak sekedar untuk diri sendiri. Prof Haedar menegaskan bahwa upaya membentuk kesalehan individu dalam Muhammadiyah sudah lakukan. Oleh karena itu merupakan ajaran Islam yang harus dikerjakan dalam menguatkan akidah, akhlak dan ibadah. Dalam soal muamalah duniawiyah, sejak awal Muhammadiyah sudah melakukannya berupa amal soleh yang dikenal dengan Amal Usaha Muhammadiyah AUM. Pandangan Keagamaan Muhammadiyah Sejalan dengan itu, Muhammadiyah dalam usia satu abad telah merumuskan “Pernyataan Pemikiran Muhammadiyah Jelang Satu Abad” menegaskan kembali kepada warga persyarikatan Muhammadiyah tentang pandangan keagamaan Muhammadiyah. Terdapat empat pokok pikiran pandangan keagamaan Muhammadiyah dalam dukumen tersebut. Pertama, Islam adalah agama membawa misi Kebenaran Ilahi, harus didakwahkan untuk perwujudan Rahmat lil alamin di muka bumi. Pandangam keagamaam Muhammadiyah ini meyakini bahwa Islam sebagai wahyu Allah yang dibawa para Rasul adalah ajaran yang mengandung hidayah, penyerahan diri, rahmat, kemaslahatan, keselamatan, kebahagiaan hidup umat manusia didunia dan diakhirat. Kedua, misi dakwah Muhammmadiyah dijiwai atas Pesan Allah dalam surat Ali Imran 104 dan 110. Menyebarkanluaskan ajaran Islam yang menyeluruh dan beragam aspek melalui model dakwah yang mengajak pada kebaikan Islam, al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy an munkar mengajak pada yang makruf, mencegah dari yang munkar. Dakwah ini mengandung makna Islam transformatif, yakni dakwah yang membawa kemajuan, kebaikan, kebenaran, keadilan dan nilai-nilai keutamaan lainnya untum kemaslahatan dan keselamatan hidup manusia tanpa membedakan SARA. Ketiga, Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid pembaharuan. Sejak awal, KH Ahmad Dahlan adalah sosok pembaharu. Pembaharuan itu ada dua yakni ke arah pemurnian purifikasi dan ke arah kemajuan dinamisasi. Dengan dua arah pembaharuan ini, Muhammadiyah dapat melakukan pembinaan dalam memperkuat akidah, akhlak, ibadah dan juga muamalah. Pandangan keagamaan dalam bangunan keimanan yang kokoh didasarkan Al-Qur’an dan As-Sunah, bersifat tajdid adalah upaya membebaskan manusia dari keterbelakangan menuju kehidupan yang berkemajuan dan berkeadaban. Keempat, aktualisasi ajaran Islam memiliki corak masyarakat tengahan ummatan wasathan yang berkemajuan. Dalam menghadapi dinamika kehidupan masyarakat bekerjasama dalam semangat “berjuang menghadapi sesuatu” al-jihad li al-muwajjahat dari pada “berjuang melawan musuh” al-jihad li al-muaradhah. Masyarakat Islam yang dicita-citakan Muhammadiyah seperti masyarakat madani, masyarakat kewargaan civil society yang memiliki keyakinan yang dijiwai nilai-nilai Ilahi, demokratis, berkeadilan, otonom, berkemajuan dan berakhlak mulia. Inilah masyarakat yang unggul datau utama khaira ummah. Sikap Muhammadiyah Membaca pandangan keagamaan Muhammadiyah di atas, tentu dapat dipahami sikap Muhammmadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebut saja misalnya, saat kontelasi pilpres 2019 yang membelah menjadi dua kubu, membentuk dua kutub yang berlawanan. Ada pihak-pihak yang nyinyir, mendesak, bahkan menuntut sikap politik Muhammadiyah. Dengan desakan dan tuntutan agar Muhamamdiyah bersikap memilih diantara dua kutub, Muhammmadiyah memilih untuk tetap di tengah, sesuai dengan jalur dan peran organisasi. Muhammadiyah tidak tergoda dengan politik praktis, dukung mendukung, karena Muhammadiyah memiliki cita-cita dalam mewujudkan masyarakat utama dan berkeadaban. Itu semua tidak dapat diselesaikan dengan berpihak atau mengikuti satu kutub pasangan tertentu. Prof Haedar Nashir juga memberikan jawaban melalui artikel di Republika dengan judul “Muhammadiyah Pasca Pemilu 2019.” Dengan tegas Prof Haedar menuliskan “Bagaimana dan ke mana arah Muhammadiyah pasca-Pemilu 2019? Pertanyaan ini sebenarnya salah alamat karena yang dituju ormas yang selama ini konsisten pada kepribadian dan khittah perjuangannya yang tidak berpolitik praktis.” Pada sisi lain, penguatan politik identitas yang menonjolkan atribut simbol keagamaan, semakin memperkeruh situasi, semakin memperkeras, menaikkan suhu politik. Isu-isu yang diproduksi akhirnya mengarah pada pertentangan seperti narasi “cebong vs kampret,” “partai Allah vs partai setan,” “anti ulama pro pki,” dan lain sebagainya. Berkenaan dengan sikap Muhammadiyah yang sedemikian itu, Prof Yudi Latief seorang cendekiawan publik memandang gagasan Prof Haedar sangat pas, sangat proporsional dalam bersikap dan bertindak di tengah iklim politik yang memanas. Begitu juga dengan isu yang lain, Muhammadiyah lebih berperan dan bertindak memberikan solusi. Sebagaimana misalnya terkait dengan wabah pandemi Covid-19. Muhammadiyah sejak awal pandemi langsung membentuk Muhammadiyah Command Center Covid 19MCCC dan menjadikan Rumah Sakit Muhammadiyah sebagai rujukan pasien Covid 19. Muhammadiyah menginstruksikan kepada seluruh Amal Usaha Muhammmadiyah di seluruh Indonesia untuk menerapkan protokol kesehatan. Menutup masjid dan menghimbau agar warga Muhammadiyah shalat dirumah bersama keluaraga, begitu juga saat idul fitri dan idul adha. Memberhentikan sekolah dan memberlakukan pembelajaran jarak jauh melalui daring. Sikap Muhammadiyah di atas merupakan bentuk dari pandangan keagamaan Muhammmadiyah. Pandangan Keagamaan Islam yang berkemajuan termanifestasi dengan sikap yang tepat, membawa maslahat dan keselamatan bagi bangsa dan negara. Muhammadiyah melalui tema milad 108 M “Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi Covid 19 dan Masalah Negeri” hendak mensyiarkan bahwa gerakam berbasis agama hendaknya mampu memberikan sulusi yang membawa maslahat dan keselamatan, bukan sebaliknya membuat kekacauan dan membuat keadaan semakin sulit dan rumit. Oleh Ari Susanto Aktivis IMM Editor Fauzan AS Hits 2079 Dokumen ini disahkan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-35 pada tahun 1962 di Jakarta atau yang disebut dengan Muktamar Setengah Abad dan termasuk salah satu dari beberapa rumusan doktrin ideologi Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah lahir salah satunya didorong oleh kondisi sosial politik yang tidak menentu di tanah air pada waktu Kepribadian Muhammadiyah diawali dari pidato KH. Faqih Usman yang menyampaikan ceramah dengan judul “Apakah Muhammadiyah itu?“Keadaan saat itu memang diperlukan penegasan identitas organisasi untuk menjadi pegangan bagi warga Persyarikatan dalam menghadapi situasi yang tidak tersebut terkait dengan situasi politik kenegaraan dan sosial kemasyarakatan Indonesia yang tidak menentu karena Konstituante sebagai lembaga legislatif saat itu gagal merumuskan dasar negara kesatuan Republik kegagalan tersebut, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 yang intinya memutuskan untuk dasar negara kembali kepada UUD 1945 dan pemerintahan dilaksanakan dengan Demokrasi Terpimpin yang berarti demokrasi yang dipimpin dengan Pancasila dan UUD Muhammadiyah memberi pertolongan kepada warga yang membutuhkan. Salah satu wujud Kepribadian Muhammadiyah dalam kehidupan nyata. Sumber koleksi pribadiJika melihat bahwa demokrasi terpimpin berarti dipimpin dengan Pancasila dan UUD 1945, maka bisa diduga sekilas bahwa demokrasi yang diterapkan akan seperti harapan rakyat dalam kenyataannya, karena saat itu dalam sistem kepartaian ada Partai Komunis Indonesia PKI yang mempunyai ambisi besar melaksanakan revolusi rakyat, pelaksanaan demokrasi terpimpin pelan-pelan digeser menjadi demokrasi yang dipimpin oleh Pemimpin Besar Revolusi/Panglima Tertinggi ABRI yaitu Presiden mendorong presiden Sukarno untuk semakin berkuasa dan berlindung dibawah nama besarnya untuk menyingkirkan semua pihak yang dianggap menghalangi tujuannya melakukan kebijakan dibuat presiden atas dorongan kuat dari PKI antara lain pelaksanaan konsep NASAKOM Nasional Agama Komunis, presiden seumur hidup, Pancasila diperas menjadi Trisila, kemudian Eka Sila yang intinya adalah Gotong Royong. Semua itu tentu menyimpang jauh dari Pancasila dan UUD dari penyimpangan itu terpusatnya seluruh kekuasaan pada satu tangan yaitu Presiden Sukarno. Semua pihak yang terang-terangan menentangnya dibubarkan atau dipaksa membubarkan diri dan inilah yang terjadi pada Partai Masyumi dan Partai Sosialis Masyumi ini, banyak warga Muhammadiyah yang berkiprah dalam kancah politik dan karena dibubarkan maka banyak dari mereka yang kemudian kembali aktif di kembalinya mereka diikuti oleh penerapan kebiasaan berjuang di partai politik pragmatis, berorientasi pada kekuasaan yang tentunya berbeda jauh dengan semangat berjuang di tersebut berdampak pada gerak langkah Muhammadiyah yang kalau dibiarkan dapat merusak perjuangan Pusat Muhammadiyah kemudian mendiskusikan ceramah KH. Faqih Usman tersebut bersama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah PWM Jawa Timur HM. Saleh Ibrahim, PWM Jawa Tengah R. Darsono, PWM Jawa Barat H. Adang Affandi.Dari diskusi tersebut, PP Muhammadiyah kemudian membentuk tim yang terdiri dari KH. Moh. Wardan DiponingratProf. KH. Faried Ma’rufM. Djarnawi HadikusumoProf. Dr. HamkaM. Djindar TamimyM. Saleh IbrahimKasman SingodimejoKH. Faqih UsmanMatan Kepribadian MuhammadiyahHasil rumusan tim ini kemudian dibawa ke dalam sidang Tanwir pada tanggal 25-28 November 1962 yang diselenggarakan di Tanwir kemudian merekomendasikan rumusan tersebut untuk dibawa ke Muktamar ke-35 pada tahun yang sama di Muktamar, rumusan tersebut diterima dengan penyempurnaan, kemudian disahkan menjadi Kepribadian Muhammadiyah terdiri dari 4 butir yaitu 1. Apakah Muhammadiyah itu?2. Dasar amal usaha Muhammadiyah3. Pedoman usaha dan perjuangan Muhammadiyah4. Sifat MuhammadiyahDalam menjawab pertanyaan “Apakah Muhammadiyah itu?” dijelaskan dalam Kepribadian Muhammadiyah bahwa Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan gerakan gerakan itu ialah dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi mungkar yang ditujukan kepada dua bidang perseorangan dan dan amar ma’ruf nahi mungkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan yaitu kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan tajdid, mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni. Kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan/ajakan untuk memeluk agama amal usaha Muhammadiyah adalah perjuangan melaksanakan usaha menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan, kebahagiaan luas mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Mhammadiyah yaitu sebagai berikut Hidup manusia mentauhidkan Alloh, ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Alloh semataHidup manusia adalah bermasyarakatHanya hukum Alloh SWT satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi pembentukan pribadi utama dan mengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan berbahadia dan sejahtera yang hakiki dunia dan akhiratBerjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila mengikuti jejak perjuangan RosulullohMelancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasiMemperhatikan uraian di atas maka Muhammadiyah wajib memiliki dan memelihara sifat-sifatnya terutama dibawah ini Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraanLapang dada, luas pandang dan memegang teguh ajaran IslamMemperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah IslamiyahBersifat keagamaan dan kemasyarakatanMengindahkan segala hukum dan undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sahAmar ma’ruf dan nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baikAktif dalam perkembangan masyarakat dan pembangunan sesuai dengan ajaran IslamKerja sama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannyaMembantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmurBersifat adil serta koreksi ke dalam dan keluar dengan bijaksana* Sumber rujukan Sejarah Islam dan Kemuhammadiyahan, seri studi Islam. Penerbit P3SI Universitas Muhammadiyah Magelang, penyusun dan editor Agus Miswanto, MA. Arofi, Kemuhammadiyahan SMA/SMK/MA Muhammadiyah, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2018.

pertanyaan tentang kepribadian muhammadiyah